“Ia melakukan lebih banyak lagi
persundalannya sambil teringat kepada masa mudanya, waktu ia bersundal
di tanah Mesir. Ia berahi kepada kawan-kawannya bersundal, yang auratnya
seperti aurat keledai dan zakarnya seperti zakar kuda. ” (Yehezkiel
23:19-20)
“Engkau mrnginginkan kemesuman masa mudamu, waktu
orangMesir memegang-megang dadamu dan menjamah-jamah susu kegadisanmu. ”
(Yehezkiel 23:21)
Penjelasan
Cerita dua pelacur
perempuan bersaudara, Ahola dan Aholiba memberi suatu pelajaran moral
untuk dosa daging. Tetapi kenapa Tuhan harus menguraikan petualangan
mereka dengan detil-detilpornografis seperti itu? Apakah Tuhan menyukai
pornografi? Apa orangtua menginginkan anak-anak mereka membaca ayat 20
tentang perbandingan ukuran penis laki-laki dengan alat kelamin keledai
dan zakarnya, dan mani yang mengalir dari zakar kuda? Seperti yang
mungkin dipercaya oleh semua orangtua dewasa maupun yang religtius,
gambaran-gambaran yang penuh gairah nafsu tersebut, jika dipetik dari
sumber-sumber sekuler, akan merusak anak-anak mereka, kalau mereka
benar-benar telah membacanya. Tidakkah juga bisa merusak anak-anak jika
cerita-cerita cabul seperti itu dibaca dari Alkitab?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.