Membunuh
Orang yang Tak Berdosa
“Pada
waktu itu juga kita rebut dan hancurkan setiap kota, dan bunuh seluruh
penduduknya, laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Tak ada yang dibiarkan hidup.
” (Ulangan 2:34)
“Semua
kota itu kita hancurkan, dan semua orang lelaki, perempuan dan anak-anak mereka
kita bunuh, seperti yang kita lakukan dengan kota-kota Raja Sihon dari Hesybon.
Ternak mereka kita ambil dan kota-kota itu kita rampoki. ” (Ulangan 3:6-7)
Pejelasan
Kata-kata
seperti itu turut memberi pembenaran asukan Perang Salib Abad Pertengahan yang
membantai orang laki-laki, perempuan dan anak-anak sepanjang perjalanan mereka
ke Yerusalem dan menjarah barang-barang rampasan dari kota itu. Bahkan hari
ini, banyak orang-orang militer Kristen menggunakan Kitab Injil mereka untuk
membenarkan tindakan-tindakan mereka. Bila ada prajurit ragu-ragu tentang
pembunuhan yang dilakukannya, dia hanya perlu
meminta
nasehat seorang pendeta tentara atau membaca Alkitab untuk menenangkan keraguan
mereka. Bahkan George Bush, dengan didampingi Billy Graham di sisinya,
memproklamirkan Perang Teluk sebagai tuntutan “moral”. George Walker Bush
melanjutkan langkah-langkah bapaknya dengan membantai beribu-ribu warga Iraq di
perang Iraq. Perang-perang moral seperti itu mengakibatkan beriburibu orang
yang tidak bersalah “dibinasakan sepenuhnya”, laki-laki,
perempuan
dan anak-anak.
Untuk beberapa contoh yang lain [tetapi belum semuanya] lihat juga Ulangan 3:3,
7:2,
20:16-17,
25:19; Yosua 6:21, 8:26, 10-28-40; Bilangan 31:17-18, I Samuel 15:3; Yesaya
13:16;
dan
Hosea 13:16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.